untuk satu putaran tiga februari yang baru saja kita lewati—
.
.
.
.
dua ribu sebelas, februari
untuk sebuah private message tak terduga dari annayuki.
semua kata yang masih canggung, perlahan-lahan bermetamorfosa menjadi sebuah ruang bernama kepercayaan. yang nantinya membangun sebuah ikatan.
bulan pertama setelah februari
untuk lantunan "Happy Birthday" dari biolamu via telepon.
kado tak terduga di sore delapan maret itu. untuk pertama kali kudengar suara biolamu, dan suaramu (yang mungkin belum orang lain dengar, sekalipun mereka mengenalmu lebih lama dariku). untuk pertama kalinya inbox-ku terisi nama yang sama hampir setiap hari, namamu.
bulan kedua setelah februari
untuk kesalahpahaman sesaat yang berujung kekhawatiran.
awal april yang masih sama. diskusi kita tentang provider yang mulai menyiksa karena pending-nya. pertengahan april yang mulai berbeda. namamu mulai hilang—tidak lagi menghiasi hari seperti biasa. akhir april yang menyesakkan dada. saat kaubilang keadaan tidak lagi sama.
bulan ketiga setelah februari
untuk semua kabar yang membuat kekhawatiranku menjadi.
yang bisa kulakukan hanya berdoa dan berdoa. menemanimu dari setiap pesan singkat yang (mungkin) tidak berarti apa-apa.
bulan keempat setelah februari
untuk surat yang pertama, yang membuatku semakin ingin jumpa.
saat itu kulihat sebuah kotak yang membuatku berteriak girang. berisi surat dan sedikit bingkisan yang membuatku luar biasa senang.
bulan kelima setelah februari
untuk rencana bertemu yang tak matang.
membuat segalanya hampir hilang, musnah. segala hal percuma, bahkan meski air mata telah tumpah. membuatku hampir menyerah.
bulan keenam setelah februari
untuk ruang kosong; vakum.
hanya diam dan menunggu.
bulan ketujuh setelah februari
untuk lembaran baru yang mulai terbuka.
enam belas september yang pertama. fanfiksi hadiah ulang tahun yang (sangat) memaksa. menyiratkan segala rindu yang ada.
bulan kedelapan setelah februari
untuk semua kabar IFA di tengah kesibukan.
sms darimu di hari pertama bulan oktober yang awalnya tak kupercaya. saat itu kau sibuk sekali dengan IFA.
bulan kesembilan setelah februari
untuk kesibukan kita masing-masing.
sebulan itu, namamu sama sekali tak muncul di kotak masuk. kita sama-sama sibuk. tapi bukan berarti benang komunikasi putus atau kusut tak berbentuk.
bulan kesepuluh setelah februari
untuk semua chat yang tak sia-sia.
terutama untuk ilmu yang sungguh berguna. tak lupa untuk waktu yang kauluangkan demi membuatku mengerti semua. membuatku mengerti setiap hubungan nodus sinoatrial, nodus VA, vena cava, dan lainnya. sampai sekarang pun aku belum lupa.
bulas kesebelas setelah februari
untuk semuanya yang kembali seperti semula.
untuk namamu yang kembali menghiasi kotak masukku setelah sekian lama hanya menghiasi mention twitter-ku. pesan singkat kecemburuan yang kadang tedengar lucu. tahukah kamu aku selalu tersenyum saat melihat namamu di display hp-ku?
bulan keduabelas setelah februari—dua ribu duabelas, februari
—untuk satu putaran tiga februari yang baru saja kita lewati.
yang mungkin saat ini sangat berarti. tapi bagaimana dengan nanti? bukankah semua orang akan berubah; dan takkan ada yang abadi?
sungguh, aku tidak peduli.
aku tidak mau memikirkan apa yang akan terjadi esok hari.
satu yang kutahu untuk saat ini:
aku sayang silpi :')
.
.
dan jika esok hari telah berganti nama menjadi hari ini, aku akan mengatakannya lagi:
aku sayang silpi :"))))))))
sebuah coretan abal di tengah kegalauan akan esok hari.
[10:53PM]
—originally written on Saturday, February 4th 2012
0 comment(s):
Posting Komentar